Friday, January 16, 2009

Raja Damai

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Matius 2:11

Di bulan Desember ini hampir seluruh orang Kristen di seluruh dunia sedang merayakan natal. Ada yang bersama keluarga, ada yang bersama Gereja, ada juga yang bersama teman. Perayaan Natal bukan berbicara tentang sebuah pesta yang mewah, tetapi merupakan sebuah kesederhaan (simplicity). Jika Yesus yang adalah Raja segala raja harus lahir di sebuah kandang itu berarti Tuhan sedang mengajarkan sesuatu kepada kita, yaitu kesederhanaan. Dalam kita menjalani hidup di tahun 2008 kita telah belajar bahwa segala sesuatu ada waktunya. Contoh: sebagai pengusaha kita harus tahu kapan kita harus berhenti kapan kita harus tetap berjalan. Jangan serakah! Sebab keserakahan akan membawa kita kepada ketidakpuasan, yang akhirnya akan membawa kita kepada kejatuhan.

Ada 2 hal yang kita belajar:

1. Menyembah Dia
Diperlukan kerendahan hati untuk kita bisa menyembah Yesus. Saat kita menyembah Dia, berarti kita sedang mengubah fokus kita dari diri kita kepada Yesus. Siapa kita sesungguhnya akan terlihat ketika sedang menyembah Dia. Siapa yang kita sembah akan menentukan akan menjadi siapa kita. Raja Herodes berkata bahwa dia akan datang untuk menyembah Yesus, tetapi fokusnya bukan kepada Yesus sebagai raja, tetapi kepada dirinya sebagai seorang raja. Kita datang menyembah Dia bukan untuk “membunuh” Dia. Bagaimana bisa? Kita “membunuh” Dia dengan sikap dan perbuatan kita yang tidak hidup di dalam kebenaran.

2. Memberi persembahan.
Saat kita mengerti arti dari menyembah Dia, maka kita akan mengerti bahwa kita ini sebenarnya tidak mempunyai apa-apa. Artinya, kita mengerti bahwa harta miliki kita adalah semuanya kepunyaan Tuhan.
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Amsal 11:24
Inilah prinsip Firman Tuhan. Semakin kita memberi, kita akan semakin diberkati. Semakin kita menahan pemberian, kita akan selalu berkekurangan. Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi seorang memiliki mental memberi bukan menerima. Milikilah sikap “siapakah yang akan kuberi hari ini?”

Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Yesaya 9:5

(Dikotbahkan oleh Ps. Dr. Marganti Sihite, 21 Des 08)

No comments: